Kamis, 29 Agustus 2013

KENAPA BEGITU CEPAT



Kembali terulang ingatanku mengenai beberapa minggu yang lalu. Di hari pertama aku memasuki kelas baruku di tingkat selanjutnya semenjak liburan kenaikan kelas yang lalu. Entah karena aku yang terlalu lama tak melihat sekolah atau memang dengan masuknya siswa-siswa baru telah memberi warna baru bagi sekolah ini.
Setelah bertemu dengan teman-teman lain, semakin lama terasa aura lama kami, tapi tak dapat dipungkiri bahwa ada binar-binar baru yang kurasa sedang hangat-hangatnya tumbuh dalam jiwa mereka, semacam semangat baru untuk menempuh hari-hari kelas tiga yang akan dilalui, seakan mereka begitu siap untuk berpacu menuju STAGE berikutnya.
Honestly, aku belum siap menjadi seorang senior yang paling senior *apalah ini bahasanya*. Berada di kelas tiga saja aku belum sempat memikirkannya. Entahlah, kenapa waktu tak mau berjalan dengan santai, waktu seakan begitu terburu-buru sampai ia lupa kecepatan. Waktu dua tahun-ku yang telah kuhabiskan bersama teman-teman di sekolah seperti baru saja terjadi. Ya, seperti baru saja terjadi, bahkan aku merasa belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada masa-masa kebahagiaan kelas dua SMA dan kini masa-masa kelas tiga sudah terburu-buru menyambutku.
Sungguh, aku masih ingin sekali merasakan nikmatnya menjadi adik kelas yang kurang santun terhadap kakak kelas, ingin kembali merasakan menjadi siswa bandel yang maniak SKIPPING CLASS tiap kali malas belajar, aku masih ingin nongkrong di kantin bersama teman-teman setiap jam kosong, masih begitu banyak hal *dosa-dosa kecil* yang belum ingin kutinggalkan.
Sekali lagi, aku belum siap menutup pintu kenangan kelas dua SMA-ku dan membuka pintu baru kelas tiga ini. Aku belum siap mem-forsir segala tenagaku untuk belajar keras, meninggalkan kesenangan dunia *dosa-dosa kecil* sesaat.
Tapi apa boleh buat?
Apakah ada pilihan lain?
Apakah aku harus terus menetap di kelas dua SMA sampai akhir?
Apakah aku bisa berproses menuju kebahagiaan selanjutnya tanpa melewati masa-masa kelas tiga ini?
Tidak, tak ada pilihan lain selain menjadi siswa kelas tiga, karena ini adalah proses, proses yang setiap orang perlu lalui untuk dapat menuju kebahagiaan selanjutnya.
Jadi, pilihan yang kumiliki sekarang adalah mengatakan dengan ikhlas “GOOD BYE kenangan manis kelas dua SMA” dan “WELCOME masa-masa perjuanganku, kelas tiga SMA, PLEASE BE NICE WITH ME”


Written sincerely by me, Sunday. July 21, 2013 (11.45 a.m)

Rabu, 07 Agustus 2013

OBOR atau LIGHTSTICK?



Lebaran kali ini terasa sedikit berbeda. Kenapa? Karena di kampung tempat tinggal saya penyambutan hari suci Ied tidak lagi dilakukan dengan takbir keliling dengan membawa obor seperti yang dilakukan beberapa tahun terakhir. Penyambutan hari Raya Ied tahun ini terasa baru dan lebih segar (?) karena takbir keliling tahun ini tidak lagi ditemani dengan obor yang membara tetapi giliran lightstick warna-warni yang menemani.

Ini pertama kalinya saya tahu ada takbir keliling dengan menggunakan lightstick. Yang membuat saya ingin tertawa adalah yang menyarankan untuk mengganti obor dengan lightstick sebagai pendamping takbir keliling adalah ketua takmir masjid besar di kampung saya. Memang sih lightstick lebih aman daripada obor, apalagi peserta takbir keliling yang setiap menyambut lebaran pasti dilakukan di kampung saya ini kebanyakan anak-anak yang masih kecil. Tapi, kalau dilihat pun juga sedikit aneh, hehehe. Masa takbir keliling bawanya lightstick, mau takbir keliling apa mau nonton konser nih? Hehehe. Takbir keliling ini bahkan katanya sampai akan disiarkan di saluran TV lokal kota saya lho.

Overall, saya sih suka-suka aja takbir keliling pakai lightstick, walaupun kesannya masih sedikit anek dan nyentrik. Tapi denngan takbir keliling menggunakan lisgtstik setidaknya akan mengurangi penggunaan minyak berlebihan, asap dari obor yang menyebabkan polusi, dan kebakaran tak terduga akibat kecerobohan dalam membawa obor.

Readers, Happy Ied Fitri :)